Kisah Cinta-Cintaan Dimasa kecil yang tak terlupakan

Kisah Cinta-Cintaan Dimasa kecil yang tak terlupakan. 


Ibarat kata pepatah belajar di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu. Pepatah tersebut tidak bisa di pungkiri sebab aku sendiri yang merasakannya. 


Aku dan Nl seumuran , orang tua kami sama-sama aktif dalam kegiatan keagamaan. Setiap ada acara pengajian aku sering ikut sama orang tua. Begitu juga Nl juga sering ikut sama orang tuanya.
Kami sering dicandain cocok untuk di jodohin. Maklum waktu kecil belum ngerti apa-apa, sehingga malu-malu, terkadang kami sama-sama menangis, karena di candain orang-orang kampung.


Nl anaknya cantik manis. Sebenarnya aku juga suka samanya. Ya.... yang namanya anak-anak masih malu-malu.

Sudah 37 tahun berlalu, di mana kala itu aku masih dalam usia anak-anak, banyak terukir kenangan indah pada masa itu.

Pada masa kami sekolah dasar termasuk siswa yang berprestasi, sehingga di sayang ibu guru. 
Pada masa libur sekolah kami di ajak oleh ibu Marni untuk ikut ke kampung halamannya. Saat itu ibu marni belum berumah tangga. Hubungan aku dengan ibu Marni hanya sebatas guru dan murid, tapi dia sangat sayang dan sangat perhatian dalam bidang pendidikan. Ayah dan ibuku juga dekat hubungan dengan Ibu Marni, sudah seperti keluarga. Dia berasal dari daerah Batu Sangkar kabupaten Tanah Datar, sedangkan daerah kami Kabupaten 50 Kota.


Pernah suatu kali aku mengantar ponakan sekolah. Yang mana sekolah tersebut juga tempat aku sekolah dasar, tapi sudah berganti-ganti nama. 

Sepulang ngantar aku mampir di sebuah warung kopi di samping sekolah. Kebetulan warung tersebut dulu merupakan warung orang tua Nl dan saat ini di kelola oleh adik Nl. 
Aku dibuatkan segelas kopi, dan ngobrol panjang lebar sama El. Maklum udah 23 tahun nggak ketemu. El tau masa kecil kami sama kakaknya pernah cinta menyet.
El cerita tentang keadaan keluarga Nl yang tak bahagia, dan minta pisah sama suaminya dan sekarang sudah resmi. Aku terharu dan sedih mendengarnya, bahkan sempat terlintas dalam pikiranku, seandainya roda kehidupan bisa di putar surut aku akan merajut tali cinta bersamanya. Namun apa daya semua sudah berlalu.
El nelpon Nl, nyuruh datang ke warung ada orang yang nungguin. Tak lama berselang terdengar suara motor parkir. 
Turun seorang ibu-ibu paroh baya, lalu masuk warung ternyata dia Nl. Kamipun bersalaman dan bincang-bincang masa kecil dulu. Rupanya Nl tidak lupa walau sudah 25 tahun nggak ketemu, dia masih mengingat masa-masa kebahagiaan waktu silam. Nl katanya mengikuti aktivitasku di media sosial, tapi Nl tidak menggunakan nama aslinya. Hatiku terasa bahagia saat melihat wajahnya yang masih manis walau usia sudah 44 tahun. Aku tak sanggup untuk menatap matanya kelamaan, karena aku takut Cinta Lama Tumbuh kembali, sedangkan aku sudah punya anak istri.  Dan juga aku dengar kabar dari El bahwa Nl akan menikah lagi. Calonnya juga teman sekolah SD dulu, yang juga menduda karna istrinya meninggal dunia udah 3 tahun. Dd juga teman dekatku hingga tamat SMP.
Aku berdoa agar  Nl dan Dd berbahagia hingga akhir hayatnya.

Postingan populer dari blog ini

Pacaran Dilihat Dari Kaca Mata Islam, Profesi dimasa depan, Keluargaku dimasa Depan

Penatian Sekorang Gadis Di Tepian Telaga

Seroja